Feature 1

twitter maskolis

Selamat datang Selamat datang di blog saya yang sangat sederhana baik dari tampilan maupun isi. Tujuan dari situs ini adalah

Selamat datang
Selamat datang
Selamat datang di blog saya yang sangat sederhana baik dari tampilan maupun isi. Tujuan dari situs ini adalah berbagi pengetahuan tentang dasar-dasar pemakaian mesin bubut,terutama mesin bubut konvensional.
Sekarang menggunakan mesin bubut bukan hanya pekerjaan yang dilakukan oleh yang memang di bidang ini(profesi tukang bubut) ataupun anak-anak sekolah menengah kejuruan mesin,tapi juga berkembang ke penghobi yang datang dari bidang lain, seperti modifikator motor/mobil,komonitas motor tua(rekayasa spare part) atau dari kalangan pengerajin kayu atau pun logam.
Mengapa mengangkat tema mesin bubut? Karena mesin bubut adalah mesin utama yang berhubungan dengan proses produksi atau reparasi suatu alat ataupun mesin mesin yang lain. Dengan kata lain semua mesin dibuat dari atau oleh mesin bubut.
Mungkin diantara kita ada yang belum tahu tentang mesin bubut,apa sih mesin bubut?
Mesin bubut adalah alat mesin yang digunakan terutama untuk membentuk potongan logam (dan kadang-kadang kayu atau bahan lainnya) dengan memutar benda kerja dan menyayatkan pahat yang menyebabkan aksi pemotongan.
Mesin bubut dasar yang dirancang untuk memotong logam telah dikembangkan lebih lanjut untuk menghasilkan ulir/sekrup, pekerjaan meruncingkan, mengebor lubang,pengerjaan permukaan dan seterusnya.
Mesin bubut modern menawarkan berbagai kecepatan rotasi dan sarana secara manual dan secara otomatis memindahkan alat potong ke benda kerja. Kita harus benar-benar akrab dengan bubut untuk bisa mengoperasikannya.
Silahkan anda yang ingin lebih tahu tentang tekhnik dasar mesin bubut atau baru berminat belajar mesin bubut sendiri, bisa memakai konten dari site ini sebagai referensi karena ada beberapa tutorial dan juga video yang bisa menambah pengetahuan anda.
Namun karena mengurus beberapa blog akhirnya saya kerepotan juga untuk meng-update. Hingga akhirnya blog ini saya satukan dengan blog yang ada di blogger. Tutorialnya pun saya lanjutkan disana. Kalau ada diantara pengunjung yang terlanjur terdampar disini,saya bantu merangkum link dari tutorialnya dibawah.
Belajar Mesin Bubut: Pengenalan Mesin Bubut 1 : Fungsi Dan Bagian Mesin Bubut
Belajar Mesin Bubut: Pengenalan Mesin Bubut 2: Spindel dan Bed

Belajar Mesin Bubut: Jig,Alat Bantu Yang Sangat Berguna dalam Membubut
Belajar Mesin Bubut: Tutorial Mesin Bubut 6 : Membubut Alur dan Menggunakan Pahat Potong
Belajar Mesin Bubut: Tutorial Mesin Bubut 5 : Membubut Diameter Dalam (Lubang)
Belajar Mesin Bubut: Tutorial Mesin Bubut 4 : Membubut Diameter Luar dan Muka
Belajar Mesin Bubut: Tutorial Mesin Bubut 3 : Prinsip Pahat Dan Perpahatan

Belajar Mesin Bubut: Jenis-Jenis Pahat Bubut
Belajar Mesin Bubut: Membuat Mesin Bubut Kayu Sederhana
Belajar Mesin Bubut: Cara Mengasah Pahat Bubut
Belajar Mesin Bubut: Aksesoris dan Perlengkapan Mesin Bubut yang Lain
Belajar Mesin Bubut: Chuck Rahang Tiga,Aksesoris Utama Mesin Bubut
Belajar Mesin Bubut: Chuck Rahang Empat dan Pemakaiannya pada Mesin Bubut
Belajar Mesin Bubut: Jenis-Jenis Pahat Bubut
Belajar Mesin Bubut: Jenis-Jenis Pahat Bubut
Belajar Mesin Bubut: Jenis-Jenis Pahat Bubut
Belajar Mesin Bubut: Membuat Mesin Bubut Kayu Sederhana

Belajar Mesin Bubut: Cara Membuat Ulir Luar di Mesin Bubut
Belajar Mesin Bubut: Pengetahuan Dasar tentang Ulir/Drat
Belajar Mesin Bubut: Knurling,Pembuatan Pola Menggunakan Kartel
Belajar Mesin Bubut: Membubut Tirus dengan Eretan Atas
Belajar Mesin Bubut: Pengetahuan Dasar tentang Ulir/Drat
Belajar Mesin Bubut: Pengetahuan Dasar tentang Ulir/Drat

Belajar Mesin Bubut: Perawatan Mesin Bubut (Bagian 1)
Belajar Mesin Bubut: Perbedan Antara Ulir UN,UNC,UNF,UNEF dan UNJ

Belajar Mesin Bubut: Cara Memuntir Kaki Dengan Mesin Bubut
Belajar Mesin Bubut: Membuat Rumah Spei dengan Mesin Bubut
Belajar Mesin Bubut: Perawatan Mesin Bubut (Bagian 3)
Belajar Mesin Bubut: Perawatan Mesin Bubut (Bagian 2)

Belajar Mesin Bubut: Membuat Mesin Bubut Kayu Sederhana (Bagian 2)
Belajar Mesin Bubut: Pembubutan Kasar dan Pembubutan Finishing (Cara Menghasilkan Permukaan Bubutan yang Halus)
Belajar Mesin Bubut: Pengaruh Bahan dan Pahat Bubut Terhadap Kecepatan Potong
Belajar Mesin Bubut: Tips Agar Mata Bor Awet
Belajar Mesin Bubut: Mesin – Mesin Bubut Tua yang Pernah Saya Operasikan
Belajar Mesin Bubut: Cara Menghitung Berat Material Bubut (Pengetahuan Bahan)
Belajar Mesin Bubut: Cara Menghitung Berat Material Bubut (Pengetahuan Bahan)

Belajar Mesin Bubut: Tradisi Tahun Baru di Belahan Bumi
Belajar Mesin Bubut: Besi Cor (Pengenalan Bahan 3)
Belajar Mesin Bubut: Jenis-Jenis Bahan Bubutan ( Pengetahuan Bahan 2)
Belajar Mesin Bubut: Esensi Tumpek Landep di Jaman Kekinian
Jika anda punya pertanyaan,silahkan menghubungi kami melalui tab Contact Us.

Grafir / ukir dan potong untuk semua media : batu granite,kaca,besi,kuningan,aluminium,kayu,acrylic dll.





ALL NEW UPGRADE!


                                              

Terima custom area : 160 cm x 240 cm. ( garansi full 1 tahun + jaminan spare parts )


  


 DITANGANI OLEH TIM DAN TEKNISI YANG BERPENGALAMAN !
SUPPORT TRAINING , MEKANIK & ELECTRICAL, SIAP DENGAN SMART SERVICE.

SESI PELATIHAN DAPAT SECARA ONLINE ATAU KUNJUNGAN KE TEMPAT!

Pengetahuan Dasar Mesin CNC Lathe


Definisi CNC ( Computer Numerical Control ) pada awalnya hanya terbatas pada mesin Numerical Control ( NC ) yang tergabung dengan komputer internal untuk menangani control mesin dan pelaksanaan program . Sekarang ini, CNC berkembang mewakili seluruh mesin produksi yang menggunakan computer on-board untuk mengontrol pergerakan peralatan peralatan / tool dalam suatu proses produksi.
Jadi kesimpulan sederhana yang dapat kita ambil adalah, Mesin CNC adalah sebuah mesin yang menggunakan kode angka / Numerical Control ( dengan rumus matematis ) untuk menjalankan atau mengoperasikan. ( mudah untuk menghafalnya bukan ? )
Kelebihan dari CNC machine lathe adalah mesin yang dikontrol dengan kode angka ini diantaranya adalah ,ter-sistem secara otomatis, Akurat & konsisten dan fleksibel, bahkan untuk proses manufacturing yang sangat rumit sekalipun.
Rancangan produk dapat diubah atau disesuaikan cukup dengan mengubah program instruksi saja. Tetapi tentu saja untuk investasi mesin ini butuh modal cukup besar…dan juga perlu pelatihan khusus untuk seseorang yang akan mengoperasikannya

Sistem Otomatis
Intervensi operator terhadap hubungan produksi barang dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan. Saat ini banyak CNC Lathe telah dioperasikan tanpa pengawasan langsung oleh operator, memberikan kesempatan kepada operator untuk melaksanakan tugas-tugas yang lain.Dapat mengurangi resiko akibat Human Eror,dan dapat mengetahui “Cycle Time Machining Process” untuk setiap barang / benda kerja.

Akurat & Konsisten
Tingkat akurasi mesin CNC Lathe mampu mencapai 1 micron ( 0.001 mm ). Akhir-akhir ini produsen Mesin CNC Lathe telah berhasil mengembangkan mesin dengan tingkat akurasi dan berkemampuan untuk melakukan proses secara berulang-ulang dalam jumlah yang besar. Artinya saat sebuah program telah di input ke dalam program, dua, sepuluh, ribuan bahkan puluhan ribu benda kerja serupa dapat dengan mudah di hasilkan secara akurat dan konsisten

Fleksibilitas
Sebuah mesin CNC Lathe dapat digunakan untuk berbagai jenis pengerjaan, dan pada setiap pergantian proses pemindahan program dapat dilakukan secara cepat. Program yang sudah di input akan disimpan pada memory computer pada mesin. Porgram tersebut dapat di panggil kembali “ recall ” seketika saat akan pergantian proses.
Seluruh bentuk pergerakan tool pada turret mesin CNC Lathe ke dalam 2 arah atau lebih disebut AXIS. Kedua AXIS ini dapat bergerak secara presisi dan otomatis
GERAKAN AXIS
o X ( Gerakan naik – turun )
o Z ( Gerakan maju – mundur )

Pemrograman Dasar
Kontrol Spindle
Simbol atau huruf “ S ” dinyatakan untuk menetapkan kecepatan spindle ( satuan kecepatan spindle adalah RPM = Rotation Per Minute ). Kode M03 digunakan untuk memutar spindle searah jarum jam. Kode M04 digunakan untuk memutar spindle berlawanan jarum jam. Dan M05 untuk mematikan spindle.

Kontrol Penggantian Tool
Simbol atau huruf “ T “ dinyatakan sebagai letak posisi tool dalam sebuah mesin. Simbol “ T ” disertai 4 digit angka dibelakangnya menginformasikan posisi tool pada turret dan nomor offset yang akan digunakan pada tool.
Contoh : T0101 berarti : Tool ke-1 untuk program offset ke-1 

Kontrol Coolant
Coolant adalah campuran air dengan oli dengan perkiraan komposisi 70% air & 30 % oli

Simbol “M08” untuk mengeluarkan coolant

Berikut ini proses yang dapat dikerjakan dengan CNC lathe
1.Bubut diameter luar
2.Bubut diameter dalam / lubang
3.Cutting / chamfering ( membentuk bidang miring )
4.Grooving ( membuat alur pada benda kerja )
5.Membuat ulir
6.Bor ( Lubang bor harus pada sumbu benda kerja )

Beberapa komponen dasar yang ada dalam mesin CNC lathe.

Tool (peralatan seperti bor, insert / mata pisau)
Turret
tempat tool di pasangkan, pada turret terdapat beberapa tool yang dipasang.
pemasangan disesuaikan dengan urutan proses machining dan program yang
dimasukan.
Collet
merupakan special tool untuk mencekam benda kerja yang bentuknya disesuaikan dengan model benda kerja
Chuck ( Alat cekam )
alat yang mencekam benda kerja pada saat proses machining, ukuran chuck dapat disesuaikan dengan ukuran diameter benda kerja. Pada umunya chuck dikategorikan sesuai dengan jumlah alat cekamnya, chuck dengan 2,3 dan 4 buah cekam .
Holder
Tempat untuk memasang insert / mata pisau pada turret.

Insert knife
Mata pisau sebagai alat pemotong pada proses bubut, insert knife biasanya dipasang pada
holder

Spindle
Bagian mesin yang menggerakan / memutar chuck / collet saat proses machining berlangsung.
Putaran spindel dapat disetting sesuai kebutuhan, karena tingkat putaran spindle sangat berpengaruh pada hasil kehalusan benda kerja.
Rata-rata putaran spindle adalah 2000rpm

Belajar Teknik Mesin



Teknik mesin merupakan hal pokok dalam dunia industri,karena dalam sebuah mesin industri saja mungkin terdiri ratusan ribu bagian(spare part) bahkan jutaan bagian yang sewaktu-waktu rusak satu sparepart saja maka mesinpun tidak akan bisa untuk produksi lagi.Nah disinilah fungsi dari teknik mesin(engineering department) untuk memperbaiki atau menggantinya.Terkadang memang sparepart  yang rusak terlihat tidak berarti tetapi kalau bagian itu tidak diganti maka mesin yang harganya puluhan miliarpun tidak bisa dioperasikan.
Mempelajari teknik mesin pertama-tama kita harus dapat membaca gambar teknik dan memahami alat beserta fungsinya.Untuk gambar teknik mungkin akan saya paparkan panjang lebar di lain waktu.Maka untuk postingan ini akan saya jelaskan tentang peralatan.Untuk alat teknik saya klasifikasikan menjadi 2 macam yaitu lat ukur dan alat kerja.
Macan-macam alat ukur
1.Jangka sorong/caliper/skitmat
    Dalam teknik mesin standard ukuran(Indonesia) mayoritas menggunakan millimeter untuk ukuran besar dan mikrometer untuk ukuran yang paling kecil.Sedangkan untuk negara-negara Eropa biasanya berstandar inch,misalnya Jerman.Nah caliper inilah alat untuk mengukur panjang,dalam dan lebar benda yang sedang diproses.Caliper memiliki ketelitian hingga 0,1 millimeter  untuk caliper biasa(garis),0,02 millimeter untuk caliper jarum dan 0,01 millimeter  untuk caliper digital.Tapi memang ada yang di buat lebih kecil lagi ketelitiannya,namun jarag orang memakainya karena caliper untuk ukuran-ukuran bertoleransi umum(0,1 mm atau 0,2 mm)
2.Micrometer
    Tidak jauh beda jenis dan fungsinya dengan caliper,tetapi micrometer memiliki ketelitian lebih kecil lagi yaitu 0,001 mm(1 mikron).Biasanya alat ini digunakan untuk mengukur benda kerja yang bertoleransi khusus dan harus memiliki tingkat kehalusan yang tinggi misalnya as(shaf) yang tidak boleh oleng sedikitpun(sliding),maka lubang dan diameter asnya harus diukur dengan micrometer.
3.Busur(breffel)
Terkadang sparepart memang memiliki bentuk sudut yang bermacan-macam dan tidak selamanya siku.Maka untuk membuat dan mengecek ukuran sudut maka digunakan busur(breffel),misalnya untuk mengukur campher.
4.Bloggate
    Benda ini berbentuk kotak dan memiliki ukuran yang bermacam-macam mulai dari 0.5…..0,55…..0,6…..1…….2…….10…..10,5……25…….dst.Alat ini berfugsi untuk mengukur slot agar dapat seperti yang diminta,misalnya untuk mengukur slot spy.
5.Pluggate
   Alat ini berbentuk as(shaft) dan kedua ujungnya memiliki ukuran diameter yang berbeda.Ujung yang satu bertuliskan Go(batas minimal ukuran) dan yang satunya bertulis NO GO(batas maksimal ukuran).Alat ini untuk mengecek  ukuran lubang  khusus
6.Microhead
    Biasanya alat ini diletakkan diatas meja perata,sebetulnya sama fungsinya dngan alat ukur yang lain,tetapi alat ini fungsinya bisa seperti caliper,micrometer,penyiku dll. sesuai kebutuhan.Alat ini biasanya di pakai oleh QC,apakah barang yang dibuat operator lolos seleksi ataukah afkir(reject)
7.Penggaris,meteran,penyiku
   Ini sebetulnya alat umum,jadi semua sudah tahu fungsinya.Alat ini di teknik hanya untuk support kecil saja.Selain 7 alat ukur ini sebetulnya masih bayak alat ukur lain,tetapi untuk umum sudah mencukupi.
Macam-macam alat kerja
    Alat kerja kalau disebutkan mungkin banyak sekali,tetapi di sini akan saya sebutkan alat-alat yang sudah cukup apabila digunakan untuk mengerjakan/memperbaiki sparepart yang sifatnya masih umum.Alat-alat tersebut diantaranya;
1.Mesin bubut(turning)
    Mesin bubut adalah mesin yang digunakan untuk mengerjakan atau membuat benda kerja yang bentuknya bulat.Dalam rangkaian mesin produksi sebuah industri banyak sekali sparepart yang berbentuk bulat,maka mesin bubut untuk memprosesnya.Cara kerja mesin ini adalah benda  kerja di cekam di  ragum lingkaran(chuck) dan diputarkan oleh motor yang telah terhubung dan di depannya terdapat bor dan cutter untuk memproses benda kerja tersebut.


2.Mesin frais(milling)
    Ada 2 jenis mesin milling yang biasanya digunakan yaitu yang bersumbu vertical maupun yang bersumbu horizontal.Sebetulnya fungsi keduanya hampir sama tinggal operatornya bagaimana menggunakannya,karena dalam teknik mesin persentasenya 50:50,yaitu 50 untuk alat dan 50 lagi untuk otak.Pada umumnya mesin vertikal untuk benda kerja umum dan mesin horizontal untuk membuat gear pulley.





3.Mesin gerinda(grinding)
       Untuk gerinda ini pun ada bermacam-macam jenisnya antaralain gerinda tangan,tool grind,gerinda potong,slinder grind dan gerinda datar.Gerinda datar digunakan untuk meratakan benda kerja selain diameter sebuah As(shaft) yang memerlukan kehalusan tertentu,sedangkan slinder grind adalah untuk menggerinda ukuran diameter sebuah As(shaft) yang minta ukuran khusus dan kehalusan tertentu.Tool grind untuk mengasah tool(alat) yang sudah tidak tajam.Gerinda potong adalah untuk memotong benda yang keras yang tidak bisa dipotong dengan gergaji.Sedangkan gerinda tangan untu k menggerinda benda kasar.

 
4.Mesin sekrap
    Yaitu mesin yang geraknya maju dan mundur yang digunakan untuk roughing(mengurangi ukuran dengan potongan yang banyak).Selain untuk itu,mesin sekrap bisa juga untuk membuat slot pulley(spy) yaitu tinggal megganti pisau potongnya saja






5.Mesin gergaji
    Walaupun gergaji adalah mesin yang sangat sederhana tetapi  mesin ini harus ada.Biasanya gergaji digunakan untuk memotong bahan(material).
6.Mesin hobbing
    Roda gigi merupakan sparepart yang pasti ada dalam sebuah mesin industri.Nah mesin inilah yang digunakan untuk membuat roda gigi itu,bahkan dalam pembuatan masal.Dibandingkan membuat roda gigi dengan mesin milling tentu saja lebih bagus hasilnya dan laebih cepat menggunakan mesin ini.

     Sebetulnya alat kerja baru saya paparkan sebagian saja,Insya Allah yang lain akan saya jelaskan di lain waktu.Karena untuk belajar teknik mesin harus step by step,harus banyak yang dimengerti dan dipahami.

PENERAPAN MODUL MESIN BUBUT CNC UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIVAN DAN KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN CNC DASAR DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM ARTIKEL Oleh : Dhani Setiana NIM. 11503247006 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013


1
ABSTRAK
PENERAPAN MODUL MESIN BUBUT CNC UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIVAN DAN KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN
CNC DASAR DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM
Oleh
Dhani Setiana
NIM. 11503247006
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengevaluasi peningkatan keaktivan
belajar siswa kelas XII MPA SMK Muhammadiyah 1 Salam selama proses
pembelajaran mata pelajaran CNC dasar dengan menggunakan media modul
pembelajaran, dan (2) mengevaluasi peningkatan kompetensi belajar siswa kelas
XII SMK Muhammadiyah 1 Salam selama proses pembelajaran mata pelajaran
CNC dasar dengan menggunakan media modul pembelajaran.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan model
Kemmis & Mc Taggart. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga kali putaran
(siklus). Setiap pertemuan menggunakan langkah-langkah: plan, action,
observation, dan reflektif. Jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian ada 16
siswa. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lembar observasi, catatan lapangan, lembar penilaian praktik dan tes hasil
belajar. Data tentang keaktivan siswa diperoleh melalui observasi kelas dan
dianalisis untuk membandingkan tingkat keaktivan siswa pada setiap siklus. Data
tentang prestasi belajar diperoleh melalui tes dan unjuk kerja kemudian dianalisis
untuk membandingkan hasil ujian pada setiap siklus.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan modul mesin bubut CNC dapat meningkatkan keaktivan dan
kompetensi belajar siswa selama proses pembelajaran. Hal tersebut dibuktikan
dengan meningkatnya keaktivan siswa yaitu: (1) siswa yang patuh dalam
mengerjakan evaluasi pada modul yang semula pada siklus I 8 anak meningkat
menjadi 16 anak pada siklus III, (2) siswa yang patuh dalam mencatat materi
tambahan yang semula pada siklus I 6 anak menjadi 15 anak pada siklus III, (3)
siswa yang berani menyajikan temuanya atau mempraktikan didepan kelas yang
semula 4 anak menjadi 10 anak pada siklus III, (4) siswa yang berani menjawab
pertanyaan guru yang semula pada siklus I hanya 4 anak menjadi 10 anak pada
siklus III, (5) kerjasama dalam hal pembagian tugas kelompok juga dapat
berjalan, (6) kerjasama dalam meyelesaikan praktik juga dapat terlaksana
dengan baik, (7) siswa yang memperhatikan penjelasan guru juga meningkat dari
9 anak pada siklus I menjadi 15 anak pada siklus III, dan (8) siswa yang
memperhatikan saat siswa lain mengungkapkan pendapat juga meningkat yang
semula siklus I 7 anak menjadi 15 anak pada siklus III. Sedangkan peningkatan
kompetensi dibuktikan dengan nilai rata-rata ujian siswa mengalami peningkatan
yang semula pada siklus I 6.4 menjadi 7.9 pada siklus III dan nilai rata-rata
praktik mengoperasikan mesin bubut CNC yang semula 0 menjadi 8.5 pada
siklus III. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan modul
mesin bubut CNC dengan sistem kontrol sinumerik 802S pada mata pelajaran
CNC dasar dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran dan kompetensi siswa
kelas XII MPA SMK Muhammadiyah 1 Salam.
Kata kunci: modul mesin bubut CNC, aktivitas, kompetensi belajar
2
Pendahuluan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu
cepat, perkembangan tersebut menuntut adanya sumber daya manusia yang
memiliki sikap profesional serta dapat bekerja secara individu maupun kelompok
agar dapat bersaing dan tidak tertinggal. Pendidikan memegang peranan yang
sangat penting untuk mencetak manusia yang profesional serta dapat bekerja
secara individu.
Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan jenjang menengah
yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan
jenis pekerjaan tertentu (Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990). Para siswa
SMK banyak dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan dibidangnya. Seperti
pengetahuan tentang mesin-mesin industri untuk program keahlian teknik mesin,
pengetahuan tentang otomotif untuk program keahlian teknik otomotif, serta
pengetahuan tentang komputer untuk program keahlian teknik komputer
jaringan. Kompetensi keahlian teknik pemesinan di SMK menuntut siswanya
untuk menguasai mata pelajaran CNC dasar.
Mata pelajaran CNC Dasar merupakan mata pelajaran yang sangat
penting dalam kompetensi keahlian teknik pemesinan. Pada mata pelajaran ini
para siswa diajarkan tiga standar kompetensi yang disesuaikan dengan
Permendiknas No. 28 Tahun 2009. Ketiga standar kompetensi tersebut yaitu
mengeset mesin dan program mesin bubut CNC, memprogram mesin bubut
CNC, dan mengoperasikan mesin bubut CNC. Mesin bubut CNC merupakan
suatu mesin yang pengoperasiannya menggunakan bahasa kode berupa angka
dan huruf (Lilih, 2000:3). Mata pelajaran ini sangat perlu diajarkan kepada siswa
karena tuntutan kurikulum yang harus ditempuh oleh siswa.
3
Berdasarkan pengamatan dan observasi bulan Februari 2012 di SMK
tersebut, dapat ditemukan beberapa hambatan dalam proses pembelajaran CNC
Dasar. Hambatan-hambatan tersebut antara lain sebagai berikut : 1) Materi yang
disampaikan pada mata pelajaran CNC Dasar berbeda dengan Mesin CNC yang
dimiliki oleh SMK muhammadiyah 1 Salam. Mesin yang dimiliki oleh SMK
Muhammadiyah 1Salam yaitu Siemens Sinumerik 802S, sedangkan materi yang
diajarkan disana yaitu materi mesin CNC tipe Emco TU-2A. 2) Mesin bubut CNC
yang dimiliki sekolah belum digunakan dalam pembelajaran. 3) Prestasi belajar
siswa yang masih dalam batas angka standar kelulusan minimum yaitu 7,00. 4)
Siswa masih mengandalkan guru sebagai satu-satunya sumber informasi dalam
belajar. 5) Belum adanya bahan ajar mesin bubut CNC dengan sistem kontrol
sinumerik 802S untuk mata pelajaran CNC dasar , sehingga tujuan kompetensi
dasar sesuai SKKD belum bisa tercapai.
Pembelajaran sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Kurangnya sumber informasi belajar dapat menghambat
tercapainya tujuan proses pembelajaran, untuk itu diperlukan strategi dalam
proses pembelajaran diantaranya dengan memanfaatkan media pembelajaran
sebagai alat bantu dalam menyampaikannya. Penggunaan media pembelajaran
yang tepat diperlukan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dasar siswa.
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan visualisasi dan pemahaman materi
menjadi lebih mudah dari pengajar kepada siswa. Salah satu penggunaan media
pembelajaran di sekolah yang isi materinya lebih terperinci dan sesuai
kompetensi adalah modul.
Dengan media modul mesin bubut CNC dengan sistem kontrol
sinumerik 802S sebagai media pembelajaran dalam mata pelajaran CNC dasar,
4
diharapkan terjadi peningkatan aktivitas dan kompetensi tentang mesin bubut
CNC dengan sistem kontrol sinumerik 802 S sehingga, siswa dapat
mengoperasikan mesin bubut CNC di kompetensi keahlian teknik pemesinan
SMK Muhammadiyah 1 Salam.
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : (1) Bagaimanakah peningkatan
keaktivan belajar siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 1 Salam selama proses
pembelajaran mata pelajaran CNC dasar dengan menggunakan media modul
pembelajaran?, (2) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa kelas XII
SMK Muhammadiyah 1 Salam selama proses pembelajaran mata pelajaran CNC
dasar dengan menggunakan media modul pembelajaran?
Kajian Teori
Pembelajaran menurut UU Nomor 20 tahun 2003 adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Sedangkan menurut Permendiknas No.41 Tahun 2007
dijelaskan bahwa pembelajaran merupakan suatu usaha sengaja, terarah dan
bertujuan oleh seseorang atau sekelompok orang (termasuk guru dan penulis
buku pelajaran) agar orang lain (termasuk peserta didik), dapat memperoleh
pengalaman yang bermakna. Usaha ini merupakan kegiatan yang berpusat pada
kepentingan peserta didik
Definisi lain mengenai pembelajaran juga dijelaskan pada kamus besar
bahasa indonesia yaitu berasal dari kata ajar yang berarti proses, cara perbuatan
menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia
2005:17). Dengan kata lain, Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses
komunikasi antara peserta didik dengan pendidik serta antar peserta didik dalam
rangka perubahan sikap (Asep Jihat, 2008:11).
5
Dilihat dari berbagai definisi diatas dapat diketahui bahwa proses
pembelajaran mencakup tiga komponen yaitu input, proses, dan output. Contoh
input seperti kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik, bahan pelajaran dan
alat atau media yang digunakan Contoh proses antara lain strategi pembelajaran,
penggunaan media pembelajaran. Sedangankan output adalah hasil dari proses
pembelajaran. Pendidik dalam proses pembelajaran tentunya pendidik
mempunyai teknik atau cara tertentu, baik itu penyampaian materinya atau media
yang digunakan.
Proses pembelajaran dalam pendidikan menjadikan perubahan pada
anak didik yang disebut proses belajar. Belajar menurut Permendiknas No. 41
Tahun 2007 merupakan perubahan yang relatif permanen dalam kapasitas
pribadi seseorang sebagai akibat pengolahan atas pengalaman yang
diperolehnya dan praktik yang dilakukannya. Sedangkan Davies mengutip
pendapat John Dewey (1987:31). mengartikan belajar adalah menyangkut apa
yang harus dikerjakan murid-murid untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus
datang dari murid-murid sendiri. Sedangkan guru hanya sebagai pembimbing
dan pengarah, yang mengemudikan perahu, tetapi tenaga untuk menggerakkan
perahu tersebut haruslah berasal dari mereka atau murid itu sendiri. Sedangkan
Driscoll mengungkapkan definisi belajar sebagai proses perubahan yang terus
menerus dalam kemampuan yang berasal dari pengalaman-pengalaman siswa
dan interaksinya terhadap dunia ( Sharon,dkk, 2011:11).
Hasil perubahan yang dikuasai oleh siswa dalam pembelajaran sering
disebut prestasi belajar. Abdul majid dalam bukunya yang berjudul perencanaan
pembelajaran (2008:185) menjelaskan definisi prestasi belajar merupakan suatu
hasil yang diperoleh melalui kerja keras untuk menguasai kompetensi tertentu
6
sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah untuk
mengembangkan dan meningkatkan kepribadian individu berupa tingkah laku.
Langkah yang dilakukan untuk mengetahui suatu prestasi belajar dapat
dilakukan dengan melakukan tes evaluasi kemudian dilanjutkan dengan
pemberian peniaian. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar
Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran (
Permendiknas No.41 Tahun 2007). Sedangkan pemerintah melalui BSNP
mengeluarkan standar dalam melakukan penilaian untuk mengetahui prestasi
belajar. Dalam standar penilaian dijelaskan bahwa penilaian pendidikan
merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan
pencapaian hasil belajar peserta didik( Permendiknas No 20 Tahun 2007 ).
Proses pencapaian prestasi belajar siswa tidak bisa terlepas dari media
pembelajaran ataupun bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran. Media
pembelajaran adalah peralatan yang digunakan untuk membantu komunikasi
dalam pembelajaran (Permendiknas No.40 Tahun 2008). Media pembelajaran
yang biasa digunakan dalam pembelajaran di SMK adalah bahan ajar.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar (Abdul
majid, 2008:173). Bahan ajar disini dapat berupa modul. Modul merupakan suatu
unit program pengajaran yang disusun dalam bentuk tertentu untuk keperluan
belajar. Menurut makna istilah asalnya modul adalah alat ukur yang lengkap,
merupakan unit yang dapat berfungsi secara mandiri, terpisah, tetapi juga dapat
berfungsi sebagai kesatuan dari keseluruhan unit lainnya. (Sudjana dan Rivai,
2007:132)
Penggunaan modul dalam kegiatan belajar mengajar bertujuan agar
tujuan pendidikan bisa dicapai secara efektif dan efisien. Para siswa dapat
7
mengikuti program pengajaran sesuai dengan kecepatan dan kemampuan
sendiri, lebih banyak belajar mandiri, dapat mengetahui hasil belajar sendiri,
menekankan penguasaan bahan pelajaran secara optimal (mastery learning),
yaitu dengan tingkat penguasaan 80%.
Modul mesin bubut CNC dengan sistem kontrol sinumerik 802 S berisi
materi yang telah disesuaikan dengan SKKD kompentensi keahlian teknik
pemesinan sehingga diharapkan siswa akan dapat mencapai kompetensi yang
telah ditentukan oleh sekolah. Dalam modul tersebut siswa akan diberi materi
tentang mesin bubut CNC meliputi beberapa materi pembelajaran. Materi
tersebut antara lain sebagai berikut:
Pembelajaran ke 1. Berisi materi tentang penjelasan mesin bubut CNC.
Dalam pembelajaran pertama siswa diberi materi ajar meliputi mengartikan
mesin CNC, menjelaskan jenis mesin bubut CNC, dan menyebutkan bagianbagian
mesin bubut CNC.
Pembelajaran ke 2. Berisi materi tentang menghidupkan mesin bubut
CNC. Menghidupkan mesin bubut CNC meliputi beberapa tahap yaitu :
menghubungkan dengan arus listrik, tuas pompa oli ditarik sebanyak tiga kali,
saklar utama mesin diposisikan pada posisi ON, kunci power supply dinyalakan
dengan menarik tuas push. Setelah menghidupkan mesin langkah selanjutnya
mereferent sumbu X dan Z, serta mereferent spindle. Langkah terakhir yaitu
mematikan mesin bubut CNC.
Pembelajaran ke 3. Berisi materi tentang melakukan setting benda kerja,
pahat, dan zero offset mesin bubut CNC. Materi yang diajarkan meliputi
memahami persyaratan kerja mesin bubut CNC, memahami macam-macam
pahat yang digunakan, dan setting pahat dan pemindahan.
8
Plan
Action
Observation
Reflektif
Plan
Action
Observation
Reflektif
Pembelajaran ke 4. Berisi materi tentang menulis program di mesin
bubut CNC. Materi tersebut meliputi : menjelaskan dasar pemrograman, menulis
dasar pemrograman serta menulis program di mesin bubut CNC.
Pembelajaran ke 5. Berisi materi tentang mengoperasikan mesin bubut
CNC. Materi yang diajarkan meliputi menulis program di mesin bubut CNC,
pengecekan program yang telah ditulis di mesin bubut CNC, menjalankan
program tanpa benda kerja, dan menjalankan program untuk membuat benda
kerja.
Metodologi Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) secara kolaboratif. Dalam bentuk penelitian tindakan ini, guru dilibatkan
sejak proses identifikasi masalah, rencana solusi masalah, pelaksanaan
tindakan, monitoring, evaluasi dan penyimpulan hasil. Guru sebagai praktisi
pembelajaran, peneliti sebagai perancang dan pengamat yang kritis.
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) model kemmis ini direncanakan akan
dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus ada empat tahapan yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Gambar 1. Siklus Model Kemmis (Sukardi, 2011: 215)
REVISED PLAN
9
Hasil Penelitian
Setelah melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), aktivitas dan
kompetensi siswa dalam pembelajaran dapat meningkat, sebagaimana hasil
pengamatan dari siklus I sampai siklus III. Meningkatnya aktivitas dan
kompetensi siswa dalam pembelajaran dengan bahan ajar berupa modul, berarti
masalah dalam pembelajaran CNC dasar pokok bahasan mengoperasikan mesin
bubut CNC dapat diatasi dengan penerapan modul CNC sebagai bahan ajar.
Berikut merupakan hasil dari penelitian yang telah dilakukan dalam
proses pembelajaran CNC dasar dengan bahan ajar berupa modul.
1) Peningkatan aktivitas
Gambar 2. Grafik aktivitas
Keterangan Grafik.
Siswa yang patuh dalam mengerjakan evaluasi pada modul
Siswa yang patuh dalam mencatat materi tambahan
Siswa yang berani menyajikan temuannya
Siswa yang berani menjawab pertanyaan guru
Kerjasama siswa dalam hal pembagian tugas kelompok
Kerjasama siswa dalam menyelesaikan praktik
Siswa yang kurang memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi
Siswa yang kurang memperhatikan pendapat siswa lain
8
12
16
6
10
15
4
8
10
4
7
10
4
12
16
4
12
16
8
12
16
7
10
15
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
siklus I Siklus II Siklus III
Jumlah Siswa
Aktivitas Siswa
10
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat peningkatan aktivitas siswa.
Pada aspek aktivitas siswa yang patuh mengerjakan soal evaluasi pada modul
terjadi peningkatan aktivitas. Jumlah siswa pada siklus I yang patuh dalam
mengerjakan evaluasi pada modul berjumlah 8 anak berubah menjadi 12 pada
siklus III. Hal tersebut dikarenakan semua siswa mengerjakan soal evaluasi
dengan baik.
Pada aspek aktivitas siswa yang patuh dalam mencatat materi
tambahan terjadi peningkatan. siswa yang semula pada siklus I siswa yang
mencatat materi tambahan yang disampaikan guru berjumlah 6 anak mengalami
perubahan menjadi 10 anak disiklus II dan berubah menjadi 15 pada siklus III.
Hal tersebut dikarenakan semua siswa mencatat materi tambahan dengan baik
Berdasarkan gambar 2. Dapat diketahui bahwa peserta didik semakin
bertambah keberaniannya dalam menyajikan temuanya didepan kelas. Aktivitas
siswa yang berani dalam menyajikan temuanya di depan kelas mengalami
peningkatan semula pada siklus I hanya berjumlah 4 anak mengalami
peningkatan pada siklus II menjadi 8 anak dan pada siklus III menjadi 10 anak.
Berdasarkan gambar 2. Dapat diketahui bahwa peserta didik semakin
bertambah keberaniannya menjawab pertanyaan guru. Siswa yang berani dalam
menjawab pertanyaan guru mengalami peningkatan semula pada siklus I hanya
berjumlah 4 anak mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 7 anak dan
pada siklus III menjadi 10 anak.
Berdasarkan gambar 2. Dapat diketahui bahwa peserta didik semakin
bertambah kerjasamanya dalam pembagian tugas. Siswa yang semula pada
siklus I berjumlah 1 kelompok (4 anak) yang pembagian kerjanya baik. Kemudian
pada siklus II mengalami perubahan menjadi 3 kelompok yang mampu
11
bekerjasama dan akhirnya pada siklus III semua kelompok mampu melakukan
pembagian tugas dengan baik.
Berdasarkan gambar 2. dapat diketahui bahwa peserta didik dapat
bekerja sama dalam meyelesaikan tugas praktik. Aktivitas siswa dalam
bekerjasama menyelesaikan praktik dinilai dari banyaknya kelompok yang
mampu menyelesaikan praktik. Berdasarkan pengamatan kerjasama masih
kurang pada siklus I berjumlah 2 kelompok yang belum dapat bekerja sama
dengan baik dalam menyelesaikan praktik. Pada siklus III telah mampu
bekerjasama dengan baik sampai menghasilkan produk bubut bertingkat.
Berdasarkan gambar 2. dapat diketahui bahwa peserta didik semakin
tumbuh perhatianya terhadap materi yang disampaikan. Aktivitas siswa yang
memperhatikan guru mengalami peningkatan yang semula pada siklus I masih
ada 8 anak yang memperhatikan dan pada siklus III semua siswa
memperhatikan penjelasan dari guru.
Berdasarkan gambar 2. dapat diketahui bahwa peserta didik semakin
tumbuh perhatianya terhadap siswa lain yang menjawab pertanyaan maupun
mengungkapkan pendapat. Dari gambar 2. dapat dilihat aktivitas siswa yang
memperhatikan siswa lain mengalami peningkatan yang semula pada siklus I
masih ada 7 anak yang memperhatikan dan pada siklus III hanya 1 siswa yang
tidak memperhatikan pendapat siswa lain atau ada 15 anak yang
memperhatikan.
2) Peningkatan kompetensi
Peningkatan kompetensi dalam penelitian ini terdiri dari dua
peningkatan. Peningkatan yang pertama merupakan peningkatan dalam bidang
teori. Kompetensi teori disini diamati dari peningkatan nilai tes yang dilakukan.
Berikut merupakan nilai rata-rata hasil tes selama penelitian yang dilakukan.
12
Gambar 3. Nilai rata-rata hasil belajar
Gambar di atas menggambarkan nilai rata-rata hasil belajar CNC dasar
mengalami peningkatan yang semula pada siklus I nilainya 6.4 pada siklus III
telah meningkat menjadi 7.9. Pada penelitian ini tes diadakan pada setiap siklus
untuk mengetahui apakah siswa sudah memahami materi yang diajarkan
ataukah belum.
Peningkatan yang kedua merupakan peningkatan dalam segi praktik.
Berikut merupakan peningkatan kompetensi dalam segi praktik yang telah
dicapai siswa selama mengikuti pembelajaran CNC
Gambar 4. Nilai praktik
Dari gambar 4 dapat dilihat peningkatan kompetensi siswa dalam
praktik. Hal tersebut dapat diketahui dari peningkatan nilai praktik siswa yang
semula 0 menjadi 8.5. Dari nilai tersebut dapat dilihat peningkatanya yang
semula siswa tidak bisa mengoperasikan mesin bubut CNC pada awal
0
5
10
I II
III
6.4 7.1 7.9
Nilai rata-rata
Siklus
8.5
0
2
4
6
8
10
Sebelum
Penelitian
Sesudah
Penelitian
Nilai Praktik
Sebelum Penelitian
Sesudah Penelitian
0
13
pertemuan sekarang siswa sudah mampu membuat benda kerja menggunakan
mesin bubut CNC dengan panduan bahan ajar berupa modul
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka disimpulkan
bahwa :
1. Pembelajaran CNC dasar menggunakan bahan ajar modul mesin bubut
CNC dapat meningkatkan aktivitas siswa yaitu : (1) siswa yang patuh
dalam mengerjakan evaluasi pada modul yang semula pada siklus I 8
anak meningkat menjadi 16 anak pada siklus III, (2) siswa yang patuh
dalam mencatat materi tambahan yang semula pada siklus I 6 anak
menjadi 15 anak pada siklus III, (3) siswa yang berani menyajikan
temuanya atau mempraktikan didepan kelas yang semula 4 anak menjadi
10 anak pada siklus III, (4) siswa yang berani menjawab pertanyaan guru
yang semula pada siklus I hanya 4 anak menjadi 10 anak pada siklus III,
(5) kerjasama dalam hal pembagian tugas kelompok juga dapat berjalan,
(6) kerjasama dalam meyelesaikan praktik juga dapat terlaksana dengan
baik, (7) siswa yang memperhatikan penjelasan guru juga meningkat dari
9 anak pada siklus I menjadi 15 anak pada siklus III, dan (8) siswa yang
memperhatikan saat siswa lain mengungkapkan pendapat juga
meningkat yang semula siklus I 7 anak menjadi 15 anak pada siklus III.
Sedangkan peningkatan kompetensi dibuktikan dengan nilai rata-rata
ujian siswa mengalami peningkatan yang semula pada siklus I 6.4
menjadi 7.9 pada siklus III dan nilai rata-rata praktik mengoperasikan
mesin bubut CNC yang semula 0 menjadi 8.5 pada siklus III. Dari hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan modul mesin bubut
CNC dengan sistem kontrol sinumerik 802S pada mata pelajaran CNC
14
dasar dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran dan kompetensi siswa
kelas XII MPA SMK Muhammadiyah 1 Salam.
2. Penggunaan modul pada pembelajaran CNC Dasar dapat meningkatkan
pencapaian kompetensi siswa kelas XII MPA SMK Muhammadiyah 1
Salam hal tersebut dilihat dari peningkatan nilai rata-rata ujian yang
semula pada siklus I 6.4 menjadi 7.9 pada siklus III dan nilai rata-rata
praktik mengoperasikan mesin bubut CNC yang semula 0 menjadi 8.5
pada siklus III
Daftar Pustaka
Abdul Majid. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Bandung. PT Remaja
Rosdakarya
Asep Jihat dan Abdul Haris. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta. Rieneka
cipta
BSNP. (2007). Permendiknas RI No 20, Tahun 2007, tentang Standar Penilaian
Pendidikan.
BSNP. (2007). Permendiknas RI No 41, Tahun 2007, tentang Standar Proses
untuk Satuan Pendidikan dasar dan Menengah.
BSNP. (2008). Permendiknas RI No 40, Tahun 2008, tentang Standar Sarana
dan Prasarana SMK/MAK.
Davies, Ivor K. ( 1987 ). The Management of Learning ( Pengelolaan Belajar ).
Penerjemah : Sudarsono. Jakarta. CV.Rajawali
Depdiknas. (1990). Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 Tentang Sekolah
Menengah Kejuruan. Jakarta
Depdiknas. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang sistem pendidikan Nasional. Jakarta.
Depdiknas. (2009). Permendiknas No. 28, Tahun 2009, tentang Standar
Kompetensi Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah
Aliyah Kejuruan (MAK).
Lilih, Dkk. (2000). Mesin Turning CNC TU-2A. Direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan. Jakarta
Nana Sudjana & Ahmad Rivai. (2010). Media Pengajaran. Bandung: CV Sinar
Baru Algesindo.
15
PPPB. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia (ed. ke-4). Jakarta: Balai
Pustaka.
Smaldino, Sharon E., Lowther, Deborah L., & Russell, James D. (2011).
Instructional Technology and Media For Learning ( Teknologi Pembelaran
dan Media untuk Belajar). Penerjemah: Arif Rahman. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
Sukardi. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Praktek Mesin Bubut, Kompeten dan Lembur


Sudah lama didengar istilah pembelajaran berbasis kompetensi, istilah aslinya adalah CBT = Competensi Based Trainning. Maksudnya adalah proses pelajaran didasarkan pada kemampuan/kompetensi tertentu. Jadi siswa dianggap tuntas, mampu atau kompeten apabila telah menyelesaikan target/job tertentu. Kalau belum menyelesaikan sejumlah target minimal yang ditentukan siswa belum dianggap mampu/kompeten.

Hal ini juga diterapkan di SMK Ma'arif Kota Mungkid, khususnya pada pelajaran bekerja dengan mesin bubut untuk kelas 2 teknik mesin dan juga pelajaran menggambar teknik 2, yang diampu oleh PM (inisial penulis). Hal ini dilaksanakan dengan tujuan agar siswa punya tanggung-jawab untuk menyelesaikan tugas/beban belajar yang telah ditetapkan dan disepakati bersama yang pada akhirnya siswa mempunyai etos kerja, sikap kerja dan kedisiplinan kerja serta dapat memanfaatkan waktu belajar sebaik-baiknya agar tepat waktu dalam menyelesaikan tugas/beban belajar.

Pola pembelajaran pada pekerjaan mesin bubut kelas 2 yang diterapkan, antara lain :
  • Satu benda kerja 1 anak, artinya tiap kompetensi diukur dengan pekerjaan yang dilaksanakan oleh setiap anak dengan dibuktikan hasil pekerjaan berupa benda kerja yang dilengkapi dengan portofolio/lembar penilaian setiap anak. Dengan cara ini setiap anak wajib menyelesaikan pekerjaannya sendiri, tidak dengan 1 benda kerja untuk lebih dari 1 orang, yang memungkinkan penilaian menjadi tidak objectif dan tidak adil.
  • Jobsheet dibuat dengan berbagai level, mulai dari level mudah - sedang - menengah - sulit. Pola ini anak diajarkan model pendidikan yang tidak menakutkan, sebaliknya anak merasa tertantang.
  • Pada job 1, pekerjaan mudah dan simpel, dengan nilai yang mudah diraih karena kualitas pekerjaan masih mudah sehingga anak akan senang mengerjakan dan rata-rata mendapatkan nilai 80. Pekerjaan pada job 1 meliputi ; bubut facing, bubut rata dan chamfer saja, namun aspek penilaian lengkap meliputi kehalusan, ketepatan ukuran, kecepatan waktu, profil, keselamatan kerja, langkah kerja. Ketepatan ukuran pada tiap bagian yang terukur menempati posisi dominan = 70 %.
  • Selanjutnya pada job 2 kompetensi ditambah sedikit rumit, disamping pekerjaan dasar pada job 1 juga dilengkapi bubut bertingkat, alur, ulir, tirus, mengebor, dan membuat ulir dalam dengan tap.
  • Begitu juga pada job 3 yang menitik beratkan pada pekerjaan mengebor, dan pada job 4 diutamakan pada pekerjaan membuat ulir luar dengan mesin bubut.
  • Terakhir mereka harus menyelesaikan seluruh rangkaian kompetensi yang diwajibkan. Apabila pada akhir masa pelajaran yang dijadwalkan belum selesai, maka siswa belum bisa mendapatkan nilai untuk dapat mengikuti pelajaran di kelas berikutnya. Biasanya terdapat beberapa siswa (hampi mencapai 30 %) yang harus menambah waktu praktek untuk menyelesaikan jobsheet masing-masing. Mereka biasa menyebut istilah LEMBUR, dan untuk LEMBUR mereka harus membayar untuk keperluan praktek overtime ini yang besarnya diseakati Rp 3000,- untuk 1 harinya. Uang ini dikelola oleh bengkel untuk pelayanan bengkel agar lebih optimal.

Pola LEMBUR untuk mencapai kompetensi ini diperoleh penulis pada saat mengikuti diklat dan uji kompetensi di SCTC/ATMI Surakarta. Di SMK Mikael dan ATMI Surakarta menggunakan pola PBT = Production Based Training, setiap siswa diberi beban tugas/pekerjaan yang memang sedang dibutuhkan/dipesan oleh konsumen, harus tepat ukuran dan harus selesai tepat waktu. Begitu juga jumlah pertemuan/kehadiran harus sesuai dengan yang ditetapkan, bila kurang mereka harus mengganti dengan lembur bekerja di bengkel, termasuk bila terjadi kerusakan alat akibat kesalahan siswa, maka mereka harus mengganti dengan bekerja overtime di bengkel.

Hal ini penulis adopsi dan diterapkan di SMK Ma'arif Kota Mungkid, khususnya untuk pelajaran bubut, dan ternyata hasilnya sangat bagus dan signifikan. Siswa terlatih untuk disiplin, siswa punya orientasi kerja yang terarah dan punya tanggung-jawab individu untuk menyelesaikan pekerjaan/pembelajaran, yang pada akhirnya siswa memiliki kompetensi/kemampuan yang telah direncanakan.

Beberapa hal menjadi kendala sehingga siswa harus lembur untuk mencapai kompetensi sesuai target waktu tersedia ini yang perlu dicari jalan keluarnya. Antara lain karena total pertemuan jam/minggu yang perlu dievaluasi, berikut gambarannya;
  1. Plot waktu untuk pelajaran bubut kelas 2 hanya 5 jam/minggu, itupun masih harus dibagi 2 karena dengan sistem rolling dengan frais/gerinda. Jadi total waktu praktek bubut hanya 2,5 jam/minggu.
  2. Masih akan terkurangi dengan kemungkinan libur, mati listrik atau pulang gasik bila ada acara tertentu.
  3. Semester genap kepotong lagi 2 bulan lebih untuk PKL dan kunjungan industri.
Akhirnya ... masukan dari berbagai pihak terutama yang terkait dan terjun langsung, dan mari kita sempurnakan sistem pendidikan di SMK Ma'arif ke depan agar kompetensi siswa dapat optimal dan dapat membawa kemajuan bagi semua yang berkepentingan.

1 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PERMESINAN CNC MELALUI PENGGUNAAN SIMULATOR MESIN BUBUT CNC BAGI SISWA KELAS XII TEKNIK PEMESINAN DI SMK NASIONAL BERBAH TAHUN AJARAN 2012


ARTIKEL
Oleh :
Mujabirul Khoir
NIM. 11503247004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
2
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PERMESINAN CNC MELALUI
PENGGUNAAN SIMULATOR MESIN BUBUT CNC
BAGI SISWA KELAS XII TEKNIK PEMESINAN
DI SMK NASIONAL BERBAH
TAHUN AJARAN 2012
Oleh:
Mujabirul Khoir
11503247004
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan keaktifan siswa kelas XII
TP SMK Nasional Berbah Yogyakarta pada mata pelajaran CNC menggunakan
media simulator mesin bubut CNC, dan (2) meningkatkan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran CNC menggunakan media simulator mesin bubut CNC.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan model Kemmis
& Mc Taggart. Penelitian ini berlangsung selama tiga kali putaran (siklus).
Prosedur penelitian dimulai dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK
Nasional Berbah, yang berjumlah 30 siswa. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah lembar observasi, dan tes hasil belajar. Data tentang
keaktifan siswa diperoleh melalui observasi kelas dan hasil observasi diolah
secara pengolahan kelompok dan individual untuk membandingkan tingkat
keaktifan siswa pada setiap siklus. Data tentang prestasi belajar diperoleh melalui
ujian dan dianalisis untuk membandingkan hasil ujian pada setiap siklus.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
media simulator mesin bubut CNC dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi
belajar siswa selama proses pembelajaran. Pola pembelajaran yang dilakukan
pada siklus I adalah dengan metode ceramah, tanya jawab, dan menggunakan
media power point sangat tepat pada tahap awal untuk menyampaikan materi
tentang bagian-bagian pemrograman. Hal ini dibuktikan jumlah siswa yang
sangat aktif selama pembelajaran adalah 11 siswa atau 37% dengan prestasi
belajar mencapai 6.65. Pola pembelajaran yang dilakukan pada siklus II adalah
memberikan latihan dan tugas dengan intensitas yang tinggi mampu
meningkatkan keaktifan siswa sejumlah 16 siswa atau 53% disertai dengan
prestasi belajar sebesar 7.34. pola pembelajaran dengan pemecahan masalah yang
diterapkan pada siklus III mampu meningkatkan keaktifan siswa yaitu menjadi 21
siswa atau 67% diikuti dengan peningkatan prestasi belajar mencapai 7.92.
Kata Kunci: Simulator Mesin Bubut CNC
3
Pendahuluan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga
pendidikan kejuruan yang memiliki tugas mempersiapkan peserta didiknya untuk
dapat bekerja pada bidang-bidang tertentu. Pendidikan SMK merupakan lanjutan
pendidikan dasar yang mempunyai tujuan utama untuk menyiapkan tenaga kerja
sesuai tuntutan dunia kerja, meliputi pengembangan diri baik dalam dimensi fisik,
intelektual, emosional, dan spiritual. Dalam perkembangannya SMK dituntut
harus mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yang
berakselerasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. SMK sebagai
pencetak tenaga kerja yang siap pakai harus membekali peserta didiknya dengan
pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan kompetensi program keahlian
masing-masing. Untuk itu kualitas kegiatan belajar mengajar semestinya juga
harus ditingkatkan secara terus menerus.
Keberhasilan pembelajaran di sekolah akan terwujud dari keberhasilan
belajar siswanya. Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahanperubahan
dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku
yang baru berkat pengalaman dan latihan (Oemar Hamalik, 1983: 21). Perubahanperubahan
tersebut bisa terjadi karena adanya interaksi antara individu dengan
individu dan individu dengan lingkungannya. Oleh karena itu dalam proses belajar
mengajar dirancang strategi untuk menciptakan suasana interaksi. Strategi belajar
untuk meningkatkan interaksi tersebut dengan sumber belajar yang berupa mesin
bubut CNC. Dengan sumber belajar mesin CNC yang mahal, maka diciptakan
simulator mesin bubut CNC sebagai sumber belajar, sehingga akan meningkatkan
4
interaksi selama proses pembelajaran, baik interaksi guru dengan siswa, siswa
dengan siswa, siswa dengan sumber belajar yang berupa simulator mesin bubut
CNC.
SMK Nasional Berbah merupakan salah satu SMK di Yogyakarta yang
memiliki Program Teknik Mesin. Salah satu standar kompetensi yang ada di
Jurusan Teknik Permesinan adalah mampu melakukan pekerjaan pemesinan
dengan mesin CNC (Computer Numerically Controlled). Pencapaian kompetensi
dasar pada pekerjaan permesinan dengan CNC di antaranya adalah siswa mampu
membuat program dan menggunakan mesin CNC, maka dari itu pencapaian
kompetensi tidak hanya sebatas teori saja, tetapi perlu adanya praktik membuat
program CNC dan mengeksekusi program tersebut. Supaya dapat melaksanakan
praktik dengan baik, maka Jurusan Teknik Mesin harus memiliki fasilitas yang
memadai. Dalam hal ini fasilitas yang utama adalah mesin CNC baik mesin CNC
TU-2A, CNC TU-3A, CNC PU-2A dan CNC PU-3A.
Keterbatasan fasilitas yang dimiliki oleh Program Teknik Mesin SMK
Nasional Berbah yang berupa mesin CNC menyebabkan siswa tidak mempunyai
pengalaman nyata dalam membuat program CNC, mengeksekusi program CNC,
memperbaiki program CNC jika terjadi kesalahan, dan pengoperasian mesin
CNC. Lebih dari itu siswa juga kurang dalam pemahaman tentang pemrograman
dan belum mampu mencapai standar kompetensi pemrograman CNC. Pemahaman
tentang pemrograman CNC dan kemampuan membuat program hanya teoritis
bersumber dari modul dan guru pengampu saja.
5
Permasalahan belajar seperti yang diungkapkan tersebut terjadi pada siswa
di SMK Nasional Berbah kelas XII Program Keahlian Teknik Mesin. Hal
demikian itu menimbulkan anggapan keliru tentang belajar CNC. Anggapan
tentang sulitnya belajar CNC sering mendominasi pemikiran siswa sehingga
banyak di antara mereka kurang berminat untuk mempelajari CNC dan siswa
kurang termotivasi dalam belajar. Selain itu, pembelajaran juga masih terpusat
pada guru. Guru banyak menjelaskan dan siswa kurang diberi kesempatan untuk
berdiskusi dengan temannya.
Metode pembelajaran CNC yang digunakan selama ini adalah ceramah,
diskusi dan pemberian tugas nampaknya masih kurang maksimal. Selain yang
dilakukan tersebut, pembelajaran CNC perlu dilengkapi dengan pengunaan media
pembelajaran yang mampu menunjukkan hasil eksekusi program CNC yang telah
dibuat oleh siswa. Salah satu media yang dapat dimanfaatkan adalah simulator
CNC. Penggunaan simulator CNC ini bertujuan untuk memberi kesempatan
kepada siswa mensimulasi eksekusi program yang dibuat, sehingga siswa aktif
dalam membuat, menganalisis dan mengevaluasi program yang dibuat, dan
akibatnya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat program CNC.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatan hasil belajar siswa adalah
meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar CNC. Untuk meningkatkan keaktifan
siswa diperlukan media untuk memvisualisasikan hasil eksekusi program CNC
yang telah dibuat. Media yang dapat digunakan adalah simulator mesin bubut
CNC yang dibuat oleh Bambang Setiyo HP, dkk. Dengan menggunakan
simulator mesin bubut CNC diharapkan siswa dapat membuat program CNC dan
6
dapat mengetahui kesalahan program sebelum diaplikasikan dengan Simulator
mesin CNC, dapat menumbuhkan semangat untuk memperbaiki kesalahan
sehingga motivasi dan keaktifan belajar siswa akan muncul dari dalam diri siswa
tersebut.
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Bagaimanakah pola
penerapan simulator mesin bubt CNC yang mampu meningkatkan keaktifan dan
prestasi belajar siswa dalam pembelajaran pemprograman CNC?; (2)
Bagaimanakah prestasi belajar siswa dalam pembelajaran pemrograman CNC
menggunakan simulator mesin bubut CNC?
Belajar menurut Permendiknas No. 41 Tahun 2007 merupakan perubahan
yang relatif permanen dalam kapasitas pribadi seseorang sebagai akibat pengolahan
atas pengalaman yang diperolehnya dan praktik yang dilakukannya.
Sugihartono dkk. (2007: 74), juga mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu
proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Proses belajar akan berlangsung efektif jika siswa terlibat secara aktif dalam
tugas-tugas yang bermakna dan berinteraksi dengan materi yang bermakna
(Benny A. Pribadi, 2009: 19). Tugas-tugas yang bermakna berupa pemberian
tugas yang dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap pengetahuan dan
keterampilan yang dipelajari. Materi yang bermakna merupakan materi yang
serupa dengan apa yang telah diketahui oleh peserta didik dan materi dapat
dinyatakan dalam berbagai cara tanpa mengubah artinya (Ratna Wilis Dahar,
7
2011: 99). Materi yang disampaikan merupakan meteri yang memiliki hubungan
dengan dunia nyata.
Penyampaian materi yang bermakna akan terjadi interaksi. Pola
interaksi kegiatan belajar mengajar dapat terjadi bervariasi (A. Samana, 1992:
105) adalah sebagai berikut:
Pola guru→ siswa
Pola interaksi ini menempatkan guru sebagai pemberi aksi dan peserta
didik sebagai penerima aksi. Guru aktif dan peserta didik pasif. Pola interaksi
tersebut meliputi: memberi informasi, memberi tugas, memotivasi, memberi
umpan balik, membina disiplin kelas.
Pola siswa→ guru
Pola interaksi ini menempatkan peserta didik sebagai pemberi aksi
dan guru sebagai penerima aksi. Pola interaksi ini siswa melakukan kegiatan
G
SI
S2 S3
Sn
G
SI
S2 S3
Sn
8
di antaranya sebagi berikut: bertanya, mengusulkan sesuatu, meminta bantuan
guru, menjawab pertanyaan guru.
Pola siswa→ siswa
Pola interaksi ini siswa melakukan kegiatan di antaranya sebagai
berikut: Tanya jawab, diskusi, berdialog, problem solving.
Pembelajaran aktif didefinisikan sebagai metode pengajaran yang
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran (Warsono dan
Hariyanto, 2012: 12). Rusman (2011: 324) mengatakan bahwa pembelajaran aktif
merupakan pendekatan yang lebih banyak melibatkan aktivitas siswa dalam
mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam
proses pembelajaran.
Aktif dalam konsep cara belajar siswa aktif (CBSA) adalah aktivitas mental
intelektual yang ada dalam proses akomodasi dan asimilasi kognitif. Rasa senang
atau tidak senang, tertarik atau tidak tertarik simpati atau antipati, adalah dimensidimensi
emosional yang turut terlibat dalam proses belajar. Kegiatan secara fisik,
seperti menulis, mengatur, meragakan, dan sebagainya juga turut terlibat. Semua
kegiatan inilah yang dimaksud dengan istilah aktif dalam CBSA, sehingga CBSA
adalah cara mengajar dengan melibatkan aktivitas siswa secara maksimal dalam
SI
S2 S3
S4
S5
9
proses belajar baik kegiatan mental intelektual, kegiatan emosional, maupun
kegiatan fisik secara terpadu (W. Gulo, 2002: 74).
Keberhasilan pembelajaran di sekolah akan terwujud dari keberhasilan
belajar siswanya. Kebrhasilan siswa ini di sebut hasil belajar. Nana Sudjana
(2010: 22) dalam bukunya yang berjudul penilaian hasil proses belajar mengajar
dijelaskan bahwa hasil belajar merupakan suatu kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan menurut
Oemar Hamalik (1994: 45) adalah prestasi belajar yang berupa adanya perubahan
sikap dan tingkah laku setelah menerima pelajaran atau setelah mempelajari
sesuatu.
Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk ke dalam kategori penelitian tindakan (Action
Research). Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa kelas XII SMK Nasional Berbah dengan menggunakkan simulator
mesin bubut CNC. Sesuai dengan tujuan penelitian, jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengoperasikan mesin pada mata
pelajaran CNC dasar. Desain penelitian yang digunakan adalah model Kemmis
dan Taggart. Proses pelaksanaan tindakan dilaksanakan secara bertahap sampai
penelitian ini berhasil. Prosedur penelitian dimulai dari (1) perencaan tindakan,
(2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan, (4) refeksi.
10
Plan
Action
Observation
Reflektif
Gambar 1. Proses Penelitian Tindakan Model Kemmis & Mc Taggart (Sukardi,
2011: 215)
Hasil Dan Pembahasan
Penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan media simulator
mesin bubut CNC di SMK Nasional Berbah berlangsung selama tiga siklus.
Kegiatan penelitian diawali dengan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan refleksi.
Siklus I
Siklus I yang mencakup kompetensi mengenal dasar-dasar pemrograman
CNC dilaksanakan selama dua pertemuan. Metode pembelajaran yang digunakan
berupa ceramah untuk menyampaikan materi yang dukung dengan media power
point dan simulator mesin bubut CNC. Hal-hal yang dicatat dalam siklus I ini
sebagai berikut:
1. Keaktifan siswa untuk mengikuti pembelajaran yang dtandai dengan
perhatian siswa selama pembelajaran yang kurang baik. Sebanyak 10 siswa
REVISED PLAN
Plan
Action
Observation
Reflektif
11
memperhatikan pendapat siswa lain. Fakta ini mungkin disebabkan karena
siswa belum bisa menghargai teman sendiri.
2. Dalam pertemuan ini hanya tiga orang siswa yang bertanya, mengemukakan
pendapat, dan menjawab pertanyaan. Siswa lebih memilih untuk pasif. Hal ini
mungkin disebabkan oleh kekurang beranian siswa untuk merespon materi
ajar di depan guru. Siswa tidak mau bertanya dan mengemukakan pendapat
karena mereka memiliki perasaan takut salah. Yang mau bertanya takut
dianggap bodoh dan yang mau menjawab takut dianggap sombong.
Kemungkinan, hal ini disebabkan oleh penggunaan metode diskusi dalam
proses pembelajaran kurang dominan selama ini.
3. Persentase keaktifan dalam ketekunan siswa masih rendah. Mengumpulkan
tugas tepat waktu sebanyak 10 siswa. Fakta ini dibuktikan pada waktu
mengumpulkan tugas belum selesai.
4. Dari segi gangguan kelas, persentase keaktifan siswa telah mencapai 83.3%.
Siswa tidak mengganggu temannya, Siswa tidak ribut sendiri saat guru
menjelaskan, Siswa tidak mengobrol dengan siswa sebangku.
5. Setelah dilakukan tes didapat nilai terendah 5.75, nilai tertinggi 8.00.
Sedangkan rata-rata nilai yang diperoleh adalah 6.65.
Siklus II
Bertitik tolak dari masalah tersebut di atas, maka peneliti dan guru
membuat rencana pembelajaran sebagai berikut: (1) guru memberikan arahan
kapada siswa yang belum bisa menghargai pendapat siswa lain, (2) guru memberi
12
motivasi atau dorongan bagi siswa yang bertanya takut salah, takut kalau bertanya
dianggap bodoh dan yang menjawab dianggap sombong, (3) Guru langsung
memberikan nilai terhadap tugas yang dikerjakan sebagai apresiasi terhadap
pekerjaan siswa.
Siklus II yang mencakup kompetensi mengenal menulis program dalam
lembar operasi NC/CNC. Metode pembelajaran yang dilakukan dengan
memberikan tugas dan latihan dengan intensitas yang tinggi menggunakan
diskusi. Siklus dua dalam penelitian ini dilaksanakan selama dua kali pertemuan
dengan hasil pengamatan sebagai berikut:
1. Keaktifan siswa untuk mengikuti pembelajaran yang dtandai dengan kedua
perhatian siswa selama pembelajaran sudah baik. Hal ini nampak pada
perhatikan terhadap penjelasan guru sebanyak 24 atau 80%. Begitu juga
dengan perhatikan siswa terhadap proses penyelesaian masalah sebanyak 25
atau 83.3%. Namun perhatikan siswa terhadap pendapat siswa lain sudah
mengalami kenaikan menjadi 15 atau 50% . Fakta ini mungkin disebabkan
karena siswa belum bisa menghargai teman sendiri dan menganggap remeh
pendapat siswa lain.
2. Dalam pertemuan ini hanya 15 atau 50% siswa yang bertanya,
mengemukakan pendapat, dan menjawab pertanyaan. Siswa lebih memilih
untuk pasif. Hal ini mungkin disebabkan oleh kekurang beranian siswa untuk
merespon materi ajar di depan guru. Siswa tidak mau bertanya dan
mengemukakan pendapat karena mereka memiliki perasaan takut salah. Yang
mau bertanya takut dianggap bodoh dan yang mau menjawab takut dianggap
13
sombong. Kemungkinan, hal ini disebabkan oleh penggunaan metode diskusi
dalam proses pembelajaran kurang dominan selama ini.
3. Dari segi gangguan kelas, persentase keaktifan siswa telah mencapai 83.3%.
Siswa tidak mengganggu temannya, Siswa tidak ribut sendiri saat guru
menjelaskan, Siswa tidak mengobrol dengan siswa sebangku.
4. Setelah dilakukan tes didapat nilai terendah 6.75, nilai tertinggi 8.25.
Sedangkan rata-rata nilai yang diperoleh secara keseluruhan adalah 7.34.
Faktor-faktor yang diduga menjadi timbulnya masalah-masalah
tersebut sebagai berikut: (1) siswa masih belum paham tentang fungsi fungsi
tombol simulator mesin bubut CNC; (2) siswa masih kebingungan dalam
memahami gerakan pahat dalam pembuatan program pembubutan bertingkat;
(3) siswa masih kebingungan dalam menghapus alarm apabila ada kesalahan
dalam mencoba program.
Siklus III
Mengacu pada masalah dan faktor-faktor penyebab timbulnya masalah
yang ditemukan pada pelaksanaan tindakan II, maka peneliti dan guru
pembimbing merencanakan untuk pelaksanaan tindakan III. Langkah perencanaan
pada tindakan III ini adalah: (1) memberikan penjelasan dan latihan-latihan
tentang koordinat gerakan pahat (X dan Y) yang harus tempuh (2) memberikan
tugas kepada siswa untuk mencatat fungsi alarm dan pelayanan CNC.
Siklus ketiga dalam penelitian ini dilaksanakan semala satu kali pertemuan
dengan hasil pengamatan sebagai berikut:
14
1. pembelajaran pada tindakan III menunjukkan bahwa keaktifan sisawa
tergolong tinggi. Berdasarkan data diatas, tindakan III dianggap berhasil,
karena siswa sudah mencapai standar yang ditetapkan, yaitu persentase siswa
sudah mencapai lebih dari 75% aktif selama proses pembelajaran.
2. Setelah dilakukan tes didapat nilai terendah 7.50, nilai tertinggi 8.50.
Sedangkan rata-rata nilai yang diperoleh adalah 7.92.
Intervensi tindakan selama pembelajaran praktik NC/CNC menggunakan
media simulator mesin bubut CNC di SMK Nasional Berbah berlangsung selama
tiga siklus, karena pada siklus III menunjukkan bahwa semua siswa telah terlibat
aktif dalam melakukan praktik CNC dan penguasaan materi ajar telah memenuhi
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75.00, sehingga pelaksanaan
penelitian sudah dapat dihentikan karena sudah mencapai indikator keberhasilan
yang ditentukan.
Kesimpulan
Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan untuk meningkatkan keaktifan
dan prestasi belajar siswa di SMK Nasional Berbah. Dengan menggunakan
simulator mesin bubut CNC mampu meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar
siswa. Penggunaan simulator msin bubut CNC dalam peningkatkan keaktifan dan
prestasi belajar siswa dalam praktik CNC telah dilaksanakan dalam tiga siklus
kegiatan, menghasilkan kesimpulan sebagai berikut.
1. Penerapan pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan soal latihan,
pemberian tugas secara kelompok dan praktik menggunakan simulator mesin
bubut CNC dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Hal ini
15
dibuktikan dengan keaktifan siswa pada siklus I 65.8% meningkat pada siklus
III menjadi 79.9%.
2. Penerapan pembelajaran menggunaan simulator mesin bubut CNC sebagai
media dalam pembelajaran CNC mampu meningkatkan prestasi belajar siswa
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini didukung dengan hasil
prestasi belajar siswa pada siklus I adalah 6.65 meningkat pada siklus III
menjadi 7.92.
Daftar Pustaka
A. Samana, (1992). Sistem Pengajaran. Yogyakarta: Kanisius.
Benny A. Pribadi, (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian
Rakyat.
BSNP. (2007). Permendiknas RI No 41, Tahun 2007, Tentang Standar Proses
untuk Satuan Pendidikan dasar dan Menengah.
Emrizal, (2007). CNC Bubut. Bogor: Yudhistira.
Nana Sudjana, (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Oemar Hamalik, (1983). Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar.
Bandung: Tarsito.
Ratna Wilis Dahar, (2011). Teori-Teori Belajar Mengajar. Ciracas: Erlangga.
Rusman. (2010). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sukardi. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
W. Gulo, (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.
Warsono dan Hariyanto, (2012). Pembelajaran Aktif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.